Memahami Jenis Strategi Lelang (Bidding) Pada Iklan Google Ads Yang Sering Digunakan
Google Ads sangat terkenal dengan berbagai opsi optimasi yang fleksibel dan sangat beragam. Mulai dari penentuan fleksibilitas targeting, tipe iklan, sampai ke strategy lelang semuanya bisa disesuaikan dengan setiap tujuan kampanye bisnis. Kenali fitur yang sudah ada di Google Ads dan optimalkan fiturnya sehingga iklan Anda maksimal.
Membahas tentang digital ads selalu tidak lengkap tanpa membahas salah satu strategi yaitu bid atau lelang. Jika Anda sudah sering menggunakan digital ads sebagai cara pemasaran produk, tentu Anda tidak asing lagi dengan istilah strategi bidding. Ya, strategi bidding juga termasuk dalam faktor penting untuk memperoleh efektivitas digital ads.
Dari sekian banyaknya platform periklanan digital pada masa sekarang, Google Ads menjadi platform iklan yang paling banyak memiliki strategi bidding. Ada sekitar 10 lebih strategi bidding dari berbagai jenis periklanan yang ada di dalam fitur Google Ads, dan pada kesempatan ini akan membahas beberapa bidding yang sering digunakan di Google Ads.
Apa Yang Dimaksud Dengan Strategi Bidding?
Metode bidding merupakan sinyal kepada algoritma digital ads dalam membelanjakan anggaran harian iklan yang Anda buat. Ada strategi bidding yang ditentukan tanpa batas biaa, dan ada juga yang ditentukan dalam batas anggaran tertentu.
Tanpa batas artinya algoritma akan bebas menghabiskan anggaran Anda tanpa ada sinyal tambahan yang dipasang, dan biasanya beresiko pada efektivitas biaya iklan terhadap hasil konversi dari iklan yang didapatkan.
Sedangkan dengan batas artinya algoritma tidak akan bisa sembarangan menghabiskan uang, dan ada batasan tertentu yang sudah ditentukan oleh si pembuat iklan sebelum iklan tayang. Strategi bidding ini beresiko membatasi penayangan iklan di waktu-waktu traffic ramai, dan tidak jarang mengakibatkan iklan memperoleh jumlah tayangan yang sedikit.
Pada setiap platform digital ads memiliki strategi bidding dengan algoritma yang berbeda-beda, meskipun pada faktanya cara kerjanya kurang lebih sama. Biasanya dalam menentukan strategi bidding harus disesuaikan dengan tujuan dari kampanye Anda, dimana ada strategi bid iklan yang digunakan untuk tujuan mendapatkan click, impresi, atau konversi.
Baca Juga : Layanan Digital Marketing Yang Perlu Kamu Tahu Untuk Meningkatkan Bisnis
Beberapa Strategi Bidding Google Ads Yang Paling Sering Digunakan
Meskipun terdapat puluhan jenis fitur strategi bid di Google Ads, akan tetapi hanya 6 saja yang sering digunakan. Sisanya baru bisa digunakan oleh pengguna yang sudah expert dalam mengelola iklan, karena resiko dan eksekusinya cukup kompleks yang membutuhkan analisa lebih mendalam. Berikut adalah keenam strategi bid yang sering digunakan :
Strategy Bidding Maximize Clicks
Maximize clicks artinya Anda akan mengizinkan Google untuk menayangkan iklan kepada audience yang memiliki kecenderungan untuk mengklik iklan, tidak peduli apapun kategori audiens mereka.
Strategi bidding ini kerap kali sering disalah artikan sebagai bidding untuk mendapatkan closing sebanyak-banyaknya. Hal ini karena ada anggapan bahwa semakin banyak pengunjung iklan maka semakin banyak pembelian yang akan terjadi.
Padahal banyak pengunjung yang tidak memperhatikan info dari iklan tersebut, pengunjung yang seperti itu tidak akan bagus untuk mendatangkan penjualan.
Catatan tambahan untuk Maximize Clicks
Strategi bidding maximize clicks hanya cocok jika tujuan iklan Anda memang digunakan untuk awareness, dimana informasi lebih lengkapnya bisa dibaca di website. Sehingga Anda mendapatkan database pengunjung sebanyak mungkin.
Strategi ini hanya berguna jika Anda memiliki plan lebih lanjut terhadap iklan kedepannya untuk remarketing/retargeting.
Strategy Bidding Enhanced CPC
Strategi Enhanced CPC adalah strategi turunan dari manual CPC (Cost Per Clicks), dimana strategi ini adalah satu-satunya strategi non smart bidding yang dimiliki oleh Google Ads. Non smart bidding sendiri berarti strategi bidding yang sama sekali tidak ada automasi dari tangan Google langsung, dan Anda diharuskan mengoptimalkan strategi bid Anda sendiri secara manual.
Enhanced CPC sangat cocok dalam mengendalikan metrik CPC (Cost Per Clicks) karena Anda akan menetapkan batas maksimalnya sendiri. Namun secara garis besar yang perlu diketahui, strategi ini kurang efektif untuk kampanye tingkat lanjut.
Strategy Bidding Maximize Conversions
Strategi Maximize Conversions merupakan lanjutan dari Maximize Clicks, dimana startegi ini akan memfokuskan seluruh budget Anda tanpa batas untuk mendapatkan jumlah konversi sebanyak-banyaknya. Strategi ini sangat cocok untuk iklan dengan tujuan mendapatkan potensi maksimal dari nilai biaya akuisisi rata-rata.
Hal yang perlu diperhatikan, meskipun konversi yang Anda dapatkan berjumlah 0, Google akan terus menghabiskan budget iklan sampai Anda menghentikannya. Ini menjadi salah satu kelemahan strategi Maximize Conversions, dan Anda harus benar-benar memperhatikan kinerja iklan Anda agar budget kampanye Google Ads tidak terbuang sia-sia.
Strategy Bidding Target CPA (Cost Per Action)
Jika sebelumnya strategi Maximize Conversions berguna untuk mendapatkan konversi sebanyak-banyaknya, maka target dari strategi bidding CPA berfungsi untuk mendapatkan konversi dengan batas biaya tertentu. Target CPA diisi dengan nominal biaya akuisisi yang diinginkan oleh pengiklan sesuai dengan strategi masing-masing pemasaran. Misalnya jika CPA diisi dengan nilai Rp. 10.000, maka Google akan menyeimbangkan agar rata-rata biaya per konversi yang didapatkan tidak melebihi biaya yang sudah ditentukan yaitu Rp. 10.000.
Target CPA juga hanya akan efektif jika iklan yang ditayangkan sudah diketahui berapa besaran nilai potensi maksimal biaya akuisisinya. Jika penentuan CPA terlalu kecil di awal, maka resikonya iklan Google Ads Anda berpotensi tidak tayang sama sekali.
Dalam kampanye Google Ads tingkat lanjut, target CPA adalah jenis strategi bidding yang paling umum digunakan untuk mendapatkan performa iklan yang efektif.
Strategy Bidding Target ROAS (Return On Ad Spend)
Jika pada strategi bidding CPA sebelumnya membuat Anda bisa mendapatkan konversi sebanyak-banyaknya dengan batas biaya akuisisi tertentu. Pada target bidding ROAS berfungsi untuk mendapatkan jumlah nilai konversi terbesar sesuai dengan nilai ROAS yang ditentukan pengiklan sesuai strategi pemasarannya masing-masing.
Misalnya jika Anda menentukan bidding ROAS sebanyak 4x lipat, maka Google akan mengusahakan agar kampanye Anda nantinya menghasilkan return sebesar itu. Artinya, jika setiap 1 rupiah yang Anda keluarkan, maka Anda akan mendapatkan 4 rupiah.
Hal yang perlu diperhatikan Jika Anda menyetel ROAS terlalu tinggi, maka iklan Anda akan beresiko tidak tayang sama sekali.
Strategi ROAS merupakan strategi bidding yang paling sering digunakan juga, oleh e-commerce karena tujuannya untuk mendapatkan return sebanyak-banyaknya.
Syarat untuk menggunakan strategi bidding target CPA dan bidding target ROAS, Anda harus menyetel tag konversi lengkap dengan parameters-nya tanpa adanya kesalahan.
Strategy Bidding Target CPM (Cost Per Mile (1.000 Impressions))
Terakhir adalah strategi bidding target CPM, dimana Anda bisa membuat set batas biaya tertentu yang Anda bayarkan untuk setiap 1.000 impresi iklan Google. Target bidding CPM bisa Anda gunakan di kampanye yang memiliki tujuan awareness seperti layaknya iklan yang ada di TV, dimana Anda ingin iklan yang dibuat dilihat oleh orang sebanyak-banyaknya dalam batas biaya tertentu.
Strategi bidding CPM sama seperti strategi target sebelumnya, jika Anda menyetel CPM terlalu rendah maka kemungkinan iklan Anda berpotensi tidak tayang sama sekali.
Target CPM hanya akan tersedia di kampanye yang berbasis visual seperti Google Display Network atau YouTube Ads.
Menentukan Strategi Bidding Yang Tepat Untuk Mendapatkan Hasil Yang Optimal
Dengan memahami setiap jenis strategi bidding yang sudah dijelaskan, diharapkan Anda bisa menyusun strategi periklanan yang lebih kuat dan lebih efektif terhadap hasil iklan yang didapatkan sesuai tujuannya masing-masing. Pilihlah strategi bidding yang sesuai dengan tujuan kampanye Anda, sehingga algoritma Google bisa menyesuaikan dengan baik apa yang Anda mau.
Baca Juga : Memahami Dasar-Dasar Search Engine Marketing (SEM) Digital Marketing Strategy